Senin, 13 Juni 2011

Seratus Rupiah Sangat Bernilai

Senin, 13 Juni 2011
Mbak Jus, demikian saya biasa menyebutnya. Dia adalah seorang pedagang keliling yang biasa mampir di gedung tempat saya bekerja untuk menjajakan dagangannya. Biasanya setiap hari sekitar jam 10 pagi, di saat kami mulai dirongrong oleh irama keroncong dalam perut, dia akan datang mengetuk pintu ruangan sambil mengintip melalui celah-celah kaca pada daun pintu. Senyumnya akan langsung mengembang begitu salah satu dari kami keluar. Baginya jika ada yang keluar dari ruangan berarti pertanda baik karena pasti ada yang akan membeli dagangannya. Tidak lama pasti akan ada yang memilih-milih beraneka macam jus buah, jajanan basah, atau camilan lainnya. Tak lupa kalimat terimakasih selalu terucap setiap kali lembaran rupiah berpindah ke dalam dompetnya.

13079386591429158474
Mbak Jus Dan Barang Dagangannya
Setiap hari dia mengambil barang dagangannya dari sebuah kantin di lantai basement sebuah gedung perkantoran di sekitar Semanggi. Untuk setiap jus yang laku, dia mendapatkan 500 rupiah, begitu juga dengan camilan kering semacam krupuk atau kripik pedas. Sementara untuk jajan basah, mungkin karena hanya dapat bertahan sehari, keuntungan yang didapat hanya 100 rupiah. Tidak ada penjualan minimum yang diwajibkan oleh pemilik barang dagangan, tetapi jika tidak banyak yang terjual tentunya tidak banyak pula hasil yang didapat.
Ritual yang sama berulang setiap harinya, hujan ataupun panas menyengat bukanlah halangan. Singgah dari satu gedung ke gedung perkantoran lain, demi menjajakan dagangannya. Berpindah dari satu lantai ke lantai yang lain, sambil berharap akan mendapat banyak keuntungan. Sebuah perjuangan yang tak kenal lelah, mengais receh demi menyambung kehidupan.
Sumber : Kompasiana

0 komentar:

Posting Komentar

 
◄ Free Blogger Templates by The Blog Templates | Design by Pocket